Menikmati Pagi Di Museum Gula Jawa Tengah

Museum Gula Jawa Tengah Klaten
Bulan ini saya banyak keliling sekitar kota Solo untuk jalan-jalan. Kali ini saya akan bercerita perjalanan saya ke Pabrik Gula (PG) Gondang Baru Klaten, salah satu pabrik gula yang masih bertahan hingga sekarang sejak awal berdirinya di awal abad 19 tepatnya di tahun 1860 oleh perusahaan Belanda bernama N.V Klatensche Cultuur Maats Chapij.

Sebetulnya tidak hanya sekali saya ingin berkunjung kesini sebab letaknya sangat strategis yaitu di pinggir jalan utama Solo-Jogja tepatnya di desa Plawikan kecamatan Jogonalan Klaten namun baru kesampaian sekarang. Jaraknya pun tidak terlalu jauh dari pusat kota kabupaten Klaten sekitar 20 menit saja jika jalanan sedang lancar.
Di Dalam Museum Gula
Menariknya tempat ini selain masih beroperasinya pabrik gula terdapat pula Museum Gula Jawa Tengah yang ternyata merupakan museum gula satu- satunya di Asia Tenggara. Informasi ini saya dapat setelah mencari informasi tentang pabrik gula Gondang Klaten di salah satu blog, tentu harapan saya tempat ini lebih baik daripada PG Tasikmadu yang kemarin saya kunjungi.

Berangkat dari Solo jam 11 pagi saya sampai di tempat ini setelah menempuh 1 jam perjalanan dari kota Solo. Beruntung cuaca cerah namun tidak terlalu panas sehingga bisa menikmati perjalanan dengan pemandangan sawah-sawah sebab saya memilih jalur Baki yang tembus Delanggu dari kota Solo.
Mesin Pabrik Gula Di Halaman
Sampai disana dan memarkirkan kendaraan saya langsung menuju tempat museum berada yaitu di gedung yang terletak di sebelahnya. Kejutan pertama adalah loket museumnya tidak ada yang menjaga, entah karena sepi sebab saya datang pada hari kerja dimana jarang orang piknik hehehe... atau sedang istirahat siang yang jelas saya masuk ke museum tanpa membayar tiket.

Saat masuk di dalam Musem Gula ini terdapat peta pabrik gula di Jawa Tengah baik yang aktif maupun tidak yang ditampilkan di peta raksasa pada ruangan pertama yang saya masuki. Ada pula alat alat yang digunakan petani ketika menanam tebu maupun bekas mesin yang digunakan di pabrik gula juga contoh gula dengan kualitas berbeda-beda di dalam lemari. Namun karena gelap serta menurut saya kotor tampilan museumnya jadi tidak menarik untuk ukuran sebuah museum yang ingin menceritakan sejarah kehebatan pabrik gula di Jawa Tengah.
Rumah Pegawai PG Gondang
Masuk ke ruangan lain terdapat foto-foto serta miniatur pabrik gula Gondang dan Tasikmadu (yang beberapa waktu lalu saya tulis di sini). Ada pula mesin ketik, kamera, seragam serta penjelasan ritual-ritual yang dilakukan di pabrik gula ketika musim panen tebu tiba, tak lupa dengan foto para pimpinan pabrik gula Gondang yang dipampang di bagian atas. Sedangkan di halaman museumnya terdapat lokomotif-lokomotif yang pernah digunakan oleh pabrik gula Gondang serta mesin tebu berukuran besar sama seperti yang saya lihat di PG Tasikmadu.

Puas menjelajah dalam museum gula, saya kemudian berjalan menuju bagian halaman belakang museum. Disini lebih menarik pemandangannya sebab banyak rumah-rumah tua bergaya kolonial yang masih terawat dan kokoh berdiri. Berbeda dengan PG Tasikmadu yang rumah tuanya kurang terawat di PG Gondang terlihat bersih dan di beberapa rumah nampak masih aktif dihuni oleh pegawai pabrik gulanya.
Stasiun Lori PG Gondang
Ada juga barisan lori yang sedang parkir karena sedang tidak masa musim panen serta stasiun kecil dengan sebuah alat timbang raksasa diatasnya. Berjalan ke arah pabrik gula disini terparkir juga lokomotif uap beserta gerbongnya yang bisa digunakan oleh wisatawan berkeliling PG Gondang beserta perkebunan tebu di sekitar pabrik. Sayangnya saya lagi-lagi tidak beruntung karena tidak ada pengunjung lain hari itu jadinya hanya puas mengambil gambarnya saja.

Setelah cukup lama mengambil beberapa foto di halaman belakang saya kembali ke bagian depan pabrik gula untuk beristirahat. Ada satu rumah besar di bagian depan PG Gondang ini digunakan sebagai homestay. Kondisinya cukup terawat jika dilihat dari luar tak heran ada yang sedang mengambil foto prewed di situ saat saya melintas disana.
Lori Parkir Di Belakang 
Baiklah sebagai penutup dari perjalanan kali ini ada banyak pekerjaan rumah yang besar untuk menjadikan PG Gondang ini menarik sebagai tujuan wisata. Untuk pabrik gula dan wisata keretanya bagi saya bisa membuat penasaran namun Museumnya sendiri menurut saya bisa dibilang kurang menarik jika tidak boleh dibilang memprihatinkan dari segi tampilan. Padahal yang dipamerkan disini lumayan banyak dan jika dikelola dengan baik bisa menjadi alternatif belajar sejarah untuk para pengunjungnya.

Berikutnya saya akan memposting jalan-jalan saya ke Malioboro dan Benteng Vredenberg Jogja serta bangunan tua di sekitar balaikota Solo serta ke Istana Mangkunegaran di pusat kota Solo. Semoga tidak lama lama menulisnya lagi di blog hehehe...
Homestary PG Gondang

Share:

1 comments