Sebetulnya film Coco ini sudah agak lama keluar tapi karena baru sempat download dan ada waktu nonton jadi baru sempat sekarang saya menuliskannya. Film ini buat saya membawa atmosfer segar sebab sudah lama tidak menonton film kartun buatan Hollywood, terakhir kalo tidak salah ingat saya nonton film kartun Smurf 2 yang saya fast forward sebab membosankan dan Zootopia yang pernah juga saya tulis resensinya di sini.
Alur ceritanya sebetulnya standar yaitu tentang lika-liku pemeran utama Miguel yang ingin menjadi seorang musisi mengikuti jejak grand grand father-nya. Masalahnya menjadi rumit karena keluarganya mem-blacklist musik di keluarga Miguel karena sang kakek buyut dianggap tidak bertanggung jawab dan memilih meninggalkan keluarga demi menjadi musisi.
Tidak patah semangat dan penuh tekad Miguel nekat ingin mengikuti festival musik yang diadakan di alun-alun Kota Meksiko dengan mencuri gitar milik sang kakek di kuburannya. Setting cerita pun berubah, Miguel terjebak di world of the dead dan untuk kembali dia harus dapat restu dari keluarganya agar bisa kembali ke dunia orang-orang hidup.
Nah sekedar informasi tradisi menghormati orang-orang mati di Meksiko memang menjadi acara tahunan dimana mereka berkumpul dan berpesta menggunakan topeng mengingat mereka yang sudah tiada (mungkin semacam acara Sekaten ya kalo di Jawa hahaha).
Balik ke cerita Miguel, di dunia orang-orang mati itu dia bertemu dengan banyak arwah yang menolong petualangannya untuk bertemu dengan sang kakek yang tetap menjadi superstar di dunia arwah. Di sini menurut saya kuk alur ceritanya lambat banget ya, meskipun akhirnya agak mengejutkan karena sang kakek ternyata bukan yang selama ini digambarkan Miguel. But thats Disney eh, everything is possible hehehe...
Selain pesan "seize the moment" yang terus diulang sepanjang film dan nilai-nilai keluarga yang tergambar di endingnya yang mengejutkan, hal yang menarik perhatian saya justru setting Meksiko yang dibawa film Coco ini, why ? Karena di era Trump retorika anti imigran (yang identik orang Meksiko) sedang gencar-gencarnya diteriakkan.
Film Coco seperti ingin membalik anggapan bahwa orang-orang Meksiko tidak selamanya buruk dan kaya akan budaya. Jika selama ini Trump mengangkat isu build the wall untuk menghalangi dan mengusir imigran Meksiko masuk ke negeri Paman Sam maka film Coco mengangkat ide orang Meksiko yang penuh dengan kebaikan justru salah satu yang membuat America great again hahaha..
Finally film ini layak tontonlah karena selain ceritanya yang saya tulis di atas, musik dan sountracknya yang oke dan mata juga akan dimanjakan dengan grafis filmnya yang benar-benar hidup. Terimakasih yang sudah merekomendasikan film ini untuk saya tonton, jadi ada bahan menulis hehehe
Alur ceritanya sebetulnya standar yaitu tentang lika-liku pemeran utama Miguel yang ingin menjadi seorang musisi mengikuti jejak grand grand father-nya. Masalahnya menjadi rumit karena keluarganya mem-blacklist musik di keluarga Miguel karena sang kakek buyut dianggap tidak bertanggung jawab dan memilih meninggalkan keluarga demi menjadi musisi.
Tidak patah semangat dan penuh tekad Miguel nekat ingin mengikuti festival musik yang diadakan di alun-alun Kota Meksiko dengan mencuri gitar milik sang kakek di kuburannya. Setting cerita pun berubah, Miguel terjebak di world of the dead dan untuk kembali dia harus dapat restu dari keluarganya agar bisa kembali ke dunia orang-orang hidup.
Nah sekedar informasi tradisi menghormati orang-orang mati di Meksiko memang menjadi acara tahunan dimana mereka berkumpul dan berpesta menggunakan topeng mengingat mereka yang sudah tiada (mungkin semacam acara Sekaten ya kalo di Jawa hahaha).
Balik ke cerita Miguel, di dunia orang-orang mati itu dia bertemu dengan banyak arwah yang menolong petualangannya untuk bertemu dengan sang kakek yang tetap menjadi superstar di dunia arwah. Di sini menurut saya kuk alur ceritanya lambat banget ya, meskipun akhirnya agak mengejutkan karena sang kakek ternyata bukan yang selama ini digambarkan Miguel. But thats Disney eh, everything is possible hehehe...
Selain pesan "seize the moment" yang terus diulang sepanjang film dan nilai-nilai keluarga yang tergambar di endingnya yang mengejutkan, hal yang menarik perhatian saya justru setting Meksiko yang dibawa film Coco ini, why ? Karena di era Trump retorika anti imigran (yang identik orang Meksiko) sedang gencar-gencarnya diteriakkan.
Film Coco seperti ingin membalik anggapan bahwa orang-orang Meksiko tidak selamanya buruk dan kaya akan budaya. Jika selama ini Trump mengangkat isu build the wall untuk menghalangi dan mengusir imigran Meksiko masuk ke negeri Paman Sam maka film Coco mengangkat ide orang Meksiko yang penuh dengan kebaikan justru salah satu yang membuat America great again hahaha..
Finally film ini layak tontonlah karena selain ceritanya yang saya tulis di atas, musik dan sountracknya yang oke dan mata juga akan dimanjakan dengan grafis filmnya yang benar-benar hidup. Terimakasih yang sudah merekomendasikan film ini untuk saya tonton, jadi ada bahan menulis hehehe
Wrote by Kecoamonolog