Lawang Sewu Semarang |
Oh iya sebagai informasi saya menuju Lawang Sewu dari kawasan Kota Lama Semarang menumpang transportasi ojek online. Buat saya ini pilihan yang paling mudah sebab belum mengenal transportasi umum di ibukota propinsi ini. Daripada nyasar dan muter-muter akhirnya bisa sampai ke Lawang Sewu dengan biaya 15 ribu saja dari kawasan Kota Lama.
Lawang Sewu Setelah Renovasi |
Tampaknya keberuntungan sedang menghampiri saat saya berkunjung ke Lawang Sewu ini sebab sedang diadakan pameran dari PT KAI untuk merayakan hari ulang tahunnya. Alhasil Lawang Sewu ramai dengan tenda dan panggung di bagian halaman dalam Lawang Sewu sedangkan di dalam ruangan lantai satunya ramai pameran dari berbagai macam bagian yang berkecimpung di KAI seperti display dari seksi makanan, pengarsipan, humas, tiket hingga pameran foto dari komunitas pencinta Kereta Api. Harga tiket masuknya pun menurut saya pas yaitu 10 ribu rupiah perorangnya untuk bisa masuk kedalam gedung ini.
Jendela Raksasa Lawang Sewu |
Salah satu yang menarik perhatian saya di Lawang Sewu adalah ornamen kaca di pintu utamanya dengan lukisan sejak gedung ini berdiri. Waktu dulu saya main kesini ruangan ini masih ditutup senangnya saat ini sudah dibuka dan bisa berfoto tepat di balik kaca tersebut. Meski begitu ruangan di lantai 3 tetap ditutup untuk umum sebab digunakan sebagai kantor. Oh iya bagian menarik dari gedung ini adalah bagian atap gedung utamanya yang lapang dan besar. Menurut cerita tempat ini dulunya juga berfungsi sebagai tempat dansa dan pesta para pegawai serta orang Belanda di Semarang juga pernah dijadikan markas tawanan orang Belanda saat Jepang datang dan menguasai Hindia Belanda.
Pampak Dari Dalam Jendela Raksasa Lawang Sewu |
Puas mengambil foto dan mengamati semua yang pameran PT KAI di dalam Lawang Sewu saya mengakhiri perjalanan kali ini. Catatan penting dari saya setelah berkunjung ke Lawang Sewu ini pemerintah daerah maupun pusat sudah seharusnya melihat gedung Lawang Sewu ini sebagai contoh pemeliharaan gedung kolonial yang bisa dirubah menjadi obyek wisata sejarah mengingat banyak bangunan kolonial yang terbengkalai di berbagai daerah di Indonesia. Perjalanan saya selanjutnya adalah ke Pabrik pabrik Gula di Karanganyar dan Klaten, tunggu saya di postingan berikutnya.
Atap Gedung Utama Lawang Sewu |
Wrote by Kecoamonolog