|
Pabrik Gula Tasikmadoe |
Minggu kemarin saya menyempatkan diri jalan-jalan ke Pabrik Gula Tasikmadoe atau lebih dikenal dengan nama Taman Wisata Sondokoro yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Awalnya saya mengetahui tempat ini dari bahasan di koran Kompas yang menuliskan wisata tentang pabrik gula yang sudah berdiri sejak akhir abad 18. Di artikel Kompas tersebut juga menyebutkan selain pabrik gula Tasikmadoe ada juga taman wisatanya yang berlokasi sama dengan nama Taman Wisata Sondokoro dan dibuka untuk umum.
Perjalanan dari kota Solo saya mulai pukul 11 siang dan waktu tempuh menuju kesana sekitar 40 menit melewati jalan utama Kota Solo menuju Kabupaten Karanganyar. Memasuki daerah pabrik gula sudah terasa suasana era kolonial karena saya banyak melihat rumah-rumah tua di sekitaran tembok pabrik gulanya. Belum lagi aroma tebu yang khas dari truk-truk pengangkut tebu yang kebetulan melintas di jalanan baik menuju maupun meninggalkan pabrik gula. Tidak sabar rasanya melihat keseluruhan pabrik gula Tasikmadoe ini.
|
Halaman Kanan PG Tasikmadoe |
Setelah motor saya parkir di dekat pintu utama pabrik gula, saya sempat ragu sebab bangunan tempat parkir terlihat tidak terawat. Begitu juga di loket penjualan karcis masuk yang menurut saya tidak ada petunjuk jelas dan banyak rumput liarnya. Namun begitu masuk ke kawasan pabrik saya sedikit lega melihat ada salah satu bangunan tua Belanda yang terawat karena digunakan sebagai Balai Pertemuan dari tempat saya memarkirkan sepeda motor.
|
Balai Pertemuan PG Tasikmadoe |
Karena saya ingin melihat bagaimana jalannya pabrik gula terlebih dahulu maka saya menghampiri pos satpam untuk bertanya bagaimana prosedurnya untuk bisa masuk ke PG Tasikmadoe.
"Siang Pak mau tanya kalo ingin melihat dan foto-foto pabrik gulanya bagaimana caranya ?" tanya saya.
"Wah kalo mau ke dalam pabrik gula harus rombongan mas dan harus ijin dulu, tapi kalo mau foto-foto dari luar saja boleh." jawab satpamnya.
"Oh baiklah, kalo begitu saya foto-foto dari luar saja pak. Terimakasih informasinya" ujar saya lagi.
Dalam hati saya sebenarnya kecewa karena saya penasaran dengan isi pabrik gulanya tapi apa boleh buat daripada tidak boleh sama sekali saya ambil beberapa foto saja bagian depan pabrik gula dan halaman sampingnya. Dari luar terlihat roda-roda raksasa mesin pabrik yang menandakan masih berjalannya pabrik gula era kolonial tersebut.
|
Pabrik Gula Sedang Bekerja |
Selain itu keaktifan pabrik gula ini dapat dilihat dari cerobong asapnya yang menyala serta banyak kendaraan besar yang hilir mudik mengangkut tebu ke dalam pabrik. Begitu juga dengan para pekerjanya yang saat itu banyak terlihat sedang mencari makan siang di kantin yang terletak di depan pintu utama pabrik gula.
Puas melihat pabrik gula dari luar saya berbalik arah menuju Taman Wisata Sondokoro. Setelah membayar tiket masuk di depan gerbang tamannya seharga Rp 5000, saya mendapat informasi dari penjaga tiket bahawa rumah tua Belanda yang berada di sebelah kiri pabrik gula adalah rumah pimpinan dari pabrik gula yang sekarang dikelola oleh negara lewat PTPN Nusantara IX.
|
Fasilitas Taman Sundokoro |
Memasuki area Taman Wisata Sondokoro ini terlihat sangat sepi karena saya datang saat hari kerja dan jam yang banyak orang tidak berwisata. Berjalan di dalamnya ada banyak rumah-rumah Belanda di sisi taman yang tak berpenghuni serta fasilitas bermain untuk anak-anak tersebar di beberapa tempat yang menurut saya kurang terawat. Sayang memang padahal tempat wisata ini bisa potensial dan lebih menarik asal dikelola lebih serius.
|
Kereta Tebu Taman Sondokoro |
Di dalam taman kita juga bisa melihat ada jalur kereta tebu yang masih tersisa serta pepohonan rimbun yang membuat suasana taman ini terlihat asri. Ada juga fasilitas kolam renang untuk anak-anak namun saat saya melihat isi kolamnya sedang dikosongkan mungkin karena sedang sepi pengunjung. Bagi yang ingin menginap pun di dalam taman wisata ada fasilitas homestay di dalam taman namum saya tidak sempat tanya berapa harga sewanya per malam sebab belum ada tujuan saya untuk menginap disana.
|
Komplek Taman Wisata Sondokoro |
Berkeliling taman yang menarik perhatian saya adalah koleksi lokomotif tua serta gerbong peninggalan raja Mangkunegaran yang dipajang di dalam taman. Ada beberapa koleksi yang terawat dengan baik dari kondisi fisik lokomotif. Kita bisa mengambil fotonya dari luar pagar dan tidak diperbolehkan menaiki gerbongnya.
|
Koleksi Gerbong Kereta Tua |
Salah satu koleksinya adalah lokomotif Doon yang menurut informasi terpampang di depan lokonya konon loko ini dipakai oleh raja Mangkunegaran melihat kondisi pabrik tebu dan perkebunan tebu di zamannya. Doon sendiri adalah sebutan rakyat jelata dari suara klakson loko tersebut ketika melewati perkebunan tebu.
|
Loko Doon |
Sebetulnya ada kereta tebu yang dapat berkeliling pabrik gula dan perkebunan tebu di sekitarnya dengan membayar Rp 10.000 saja, namun kereta ini baru berjalan jika ada 10 penumpang yang naik. Lagi-lagi saya tidak bisa mencoba sebab kondisi tamannya sedang sepi. Semoga kunjungan berikutnya saya bisa mencobanya menaiki kereta tebu ini.
|
Koleksi Lokomotif Kereta |
Tak terasa hampir seluruh taman sudah saya jelajah sesiangan ini. Oh iya bagi yang mencari minuman atau makanan di dalam taman ini ada kantin makanan yang menyediakan. Harganya pun terjangkau karena kantin ini adalah usaha koperasi pegawai pabrik gula Tasikmadoe. Lumayan untuk menghilangkan dahaga saat lelah berkeliling taman.
|
Kantin Taman Wisata Sondokoro |
Di sekitaran Solo sendiri ada beberapa pabrik gula milik PTPN yang masih beroperasi seperti di daerah Sragen atau Klaten, namun yang saya ketahui baru pabrik gula Tasikmadoe ini yang ada fasilitas taman wisatanya. Harapannya ke depan pabrik pabrik gula ini bisa menjadi obyek wisata semua karena dapat menjadi tujuan wisata sejarah yang menarik wisatawan baik dalam dan luar negeri.
Sekian catatan jalan jalan saya ke pabrik gula Tasikmadu dan Taman Wisata Sondokoro Karanganyar Jawa Tengah. Sampai jumpa lagi di catatan perjalanan saya berikutnya.
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @VisitJawaTengah (www.twitter.com/visitjawatengah)