Refresh Otak
Kawan: " Kalo Soekarno bisa,kenapa kita tidak? toh kita sama sama sama dijajah, Musuh kita masih sama:Imperialis, pemodal dan kaum elit feodal."
Saya: "Hanya saja mereka kini tidak menodongkan senjata, namun membawa gaya serta budaya. Dan kita suka.."
Kawan: "Apakah kau pikir Soekarno muda tidak melihat itu semua di waktu muda? Apakah kau pikir Belanda juga memakai baju yang sama dengan kita? Makanan yang sama dengan kita? Pekerjaan yang dikerjakan oleh kita? Tidak anak muda,mereka tetaplah musuh yang sama. Mereka sama kejamnya dengan musuh kita saat ini. Mereka menjajah kita, mereka menindas kita. Jujur kuakui anak muda, zaman ini sangat berbeda tampilannya, bahkan lebih kejam. Tidak hanya bangsa asing yang menjajah kita, namun banyak juga dari bangsa sendiri. Mereka berdebat atas nama rakyat,mereka bersidang membawa atas nama rakyat dan hasilnya sedikit sekali dari yang mereka atas namakan . Mungkin mereka lupa atau pura pura buta anak muda, dan tugasmu yang harus mengingatkan. Ingat anak muda selemah lemah iman adalah mengingatkan dengan doa."
Saya: "Tapi.."
Kawan: "Ya anak muda,aku mengerti kekhawatiranmu tentang masa depan, tentang pekerjaan, tentang makan. Sekali lagi tak ada yang perlu kau khawatirkan anak muda. Kau mungkin telah merasakan panasnya jalanan. Aku melihat kalian sangat sering turun ke jalan. Ketahuilah anak muda bahwa yang kalian lakukan sangat bermanfaat bagi sesama, yang setiap hari di jalan pula. Aku tidak berbicara tentang mereka yang mengumpat dari jendela mobil ber-AC. Aku berbicara tentang mereka yang berdesakan di bis kota, mereka yang setiap hari memenuhi kereta dari luar kota, mereka yang bahkan tidak mampu menyuarakan keluhan yang mereka rasakan karena sibuk bekerja. Merekalah yang kalian perjuangkan. Apakah 210 juta orang yang terpinggirkan di negeri ini tidak cukup membuat kalian bertahan?"
Bersambung
0 comments