Tentang Menulis Artikel


Kemarin hari senin tepatnya tanggal 26 September 2011 saya menghadiri diskusi di HMI kom.fisip uns. Berikut sedikit yang saya catat di buku kecil saya.

Menulis adalah hal yang biasa kita lakukan sejak kecil. Dari awal kita bersekolah yang pertama diajarkan adalah bagaimana cara membaca dan menulis. Bahkan dalam Al quran pena sendiri diabadikan dalam sebuah surat, begitu juga dengan membaca yang menjadi wahyu pertama ketika Al quran turun. Nah kebiasaan menulis ini terus berlanjut ketika kita bertambah dewaa, entah itu mengerjakan tugas kuliah, kerjaan kantor sampai nulis di notes fb seperti yang saya lakukan saat ini. Beberapa tulisan juga disimpan untuk sekedar berbagi perasaan,puisi pribadi sampai makian kepada orang. Kalo baca buku buku motivator macam Mario Tengil dan kawan kawan mereka menyarankan untuk menulis ketika kita sedang susah,depresi,stres supaya beban pikiran kita bisa berkurang. 


Dari berbagai macam tulisan sekarang ini yang marak adalah tulisan berbentuk artikel. artikel sendiri di wikipedia didefiniskan sebagai berikut: Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur. Karena dibuat untuk dipublikasikan maka menulis artikel biasanya dibuat dengan bahasa yang mudah ditangkap oleh pembacanya.

Diskusi kemarin diisi oleh dosen yang juga penulis buku alumni HMI kom.fisip uns. Beliau bernama Bpk.Nurudin, orangnya masih muda,bertubuh kecil dan bersuara ringan (tipikal ex aktivis jadul) hehehe.. beliau menyampaikan tips menulis artikel yang didapatnya dari pengalamannya sendiri. Yang paling utama menurut dia dalam menulis adalah menggunakan filosofi kendi. Sebuah kendi dapat berguna ketika diisi air. Air sendiri diartikan sebagai sumber gagasan/ide. Jika suatu kendi diisi air putih maka yang keluar adalah air putih, tidak mungkin keluar jadi air teh. Maksudnya adalah apa yang kita ketahui adalah yang akan kita keluarkan pula dalam tulisan. Sumber air ini bisa didapat dari 3 macam yaitu membaca, mengamati dan yang paling mudah dari pengalaman kita masing masing. Dari 3 sumber ini menurut beliau akan berpengaruh pada gaya tulisan yang nantinya akan terbentuk dengan sendirinya.

Menulis bukanlah bakat sebagaimana orang sering berucap, namun menulis itu belajar dan praktek. Sering kali orang malas menulis karena tidak pernah menyelesaikan tulisannya sendiri (saya juga gitu T___T) nah menurut beliau ada tipsnya ketika kita tiba tiba kehilangan ide ketika sedang menulis yaitu tinggalkan tulisannya sejenak, jalan jalan ntar baru nulis lagi. Tips ini berguna ketika kita menghadapi white paper syndrom yang sering dialami penulis pemula. Balik lagi ke filosofi kendi, kita tidak akan dapat berbagi kalo kita tidak punya sesuatu yang kita bagi kan? 

Jika kita ingin menulis artikel untuk dikirimkan ke koran menurut Bapak Nurudin ada tips tips yang dapat dipraktekkan yaitu kita harus ketahui pangsa pasar koran yang akan kita kirimkan artikel. Jangan sampai kita mengirim artikel dengan bahasa berbusa busa,menggunakan bahasa ilmiah namun pangsa pasarnya rakyat kecil yang asing dengan bahasa tersebut. Tips yang kedua adalah jangan bosan mengirim artikel ke koran meski sudah puluhan kali tidak dimuat. Ketika dipastikan minggu ini tulisan kita tidak dimuat di salah satu koran maka edit tulisan tersebut tambahkan data kirim ke koran lain. Ketika tetap tidak dimuat berbagi lewat jejaring sosial seperti fb ini adalah selemah lemahnya usaha :D . Tips yang ketiga adalah mencari moment yang pas ketika mengirim artikel ke surat kabar, misal yang heboh adalah kasus terorisme ketika kita menulis masalah dana BOS tentu tidak akan dimuat (ingat koran bukan milik anda tapi pengusaha yang tujuannya laba) .  

Manfaat menulis dari diskusi kemarin ada 3 point penting yang bisa jadi penambah semangat untuk kita tetap menulis. Yang pertama menulis adalah mengungkapkan rasa syukur dari apa yang telah kita dapat secara cuma cuma. Entah itu mata,hati,telinga semua itu kita gunakan ketika menulis. Manfaat kedua dari menulis adalah kita dikenal orang.Siapakah yang tidak bangga ketika kita menulis masuk koran padahal dosen killer kita aja ga pernah kaya gitu? Lanjut lagi tentang manfaat menulis kalo kita pernah baca buku Pocong Juga Pocong yang awalnya kumpulan twit dari akun pocong di twitter tentu kita bersimpulan bahwa menulis bisa jadi sumber penghasilan. Dari cerita bpk Nurudin ada temennya ketika kuliah dulu berhasil membayar kuliah dari uangnya sendiri karena menulis. Dan pekerjaannya simple : resensi buku buku baru. Sekarang orang itu sudah menulis buku sendiri, hebat bukan?

Demikian apa yang berhasil saya rangkum dari diskusi menulis artikel kemarin di HMI komisariat fisip uns, last but not least sebuah komunitas yang rajin menulis membuat orang rajin menulis pula, nah kalo mulai sekarang kita lomba menulis (minimal tingkat komisariat) bisa jadi kedepan muncul penulis penulis hebat macam Pramoedya,Jk.Rowling,Andrea Hirata di sekitar kita sendiri. So mari menulis !!!

Share:

0 comments