Perjalanan Jogja

yang nari cantik, kamera hp saya yang oon :D
Hari ini saya melakukan perjalanan ke jogjakarta dalam rangka mengantar teman dan sudah berjanji kepada diri sendiri bahwa harus liburan setelah prosesi rapat kerja cabang dan sidang pleno II kawan-kawan komisariat saya selesai. Sebenarnya janji itu juga karena tanggal 21 Januari kemarin saya merayakan hari lahir yang ke 25 ( usia yang pertama dan terakhir kalo katanya Gunawan Muhammad). meski dalam rencana awal saya pergi hari Sabtu, namun karena ada sesuatu hal akhirnya saya putuskan esok harinya memulai perjalanan.

Minggu jam 6 pagi saya dibangunkan adek saya karena malamnya saya sudah berpesan ke adek saya untuk dibangunkan gimanapun caranya, karena saya seorang yang susah bangun pagi. Gimana mau bangun pagi kalo saya tidurnya juga sudah pagi? hehehe.. Setelah sarapan soto kwali di depan Stasiun Balapan dan berangkatlah saya ke Jogja  naik kereta api Prameks pukul 08.30. Sampai di Stasiun Tugu pukul 09.30 kami tidak langsung menuju parkiran, saya sendiri mau merokok sembari duduk karena sepanjang perjalanan di kereta yang ramai kami berdua berdiri. Banyak cerita dan uniknya kalo ngobrol sama anak himpunan obrolannya ga jauh dari masalah agama, negara, organisasi meski baru aja kenal (barangkali nanti saya jadikan postingan blog yang lain heuheuheu..).


Singkat cerita perjalanan pertama adalah menuju Kraton Jogja untuk melihat pertunjukan tari. Jujur meski saya waktu kecil sering nonton wayang orang di Sriwedari Solo namun baru pertama kali ini saya nonton pertunjukan tari di dalam istana kraton. Imajinasi saya melayang ketika melihat tarian jawa yang saya ga tau namanya itu dimainkan. Saya membayangkan jaman dulu waktu berdiri kerajaan kerajaan di Jawa mungkin para raja atau pangeran atau siapapun yang di dalam kraton itu ketika siang nganggur terus pengen hiburan mereka segera perintahkan abdi dalem, pemain gamelan dan penarinya untuk kumpul di salah satu pendopo. Miriplah dengan kita yang sering melakukan itu saat ini, hanya bedanya kita memakai televisi dan memerintahkan remote untuk mencari acara hiburan, ga perlu repot-repot manggil orang kaya raja- raja itu. Saya punya ungkapan menarik tentang itu " When television is God and Remote control is the Messenger than We are God of the God " .

Terlepas dari imajinasi liar saya, hari Minggu di kraton Jogja ternyata banyak sekali turis asing (atau karena saya memang belum pernah kesini pada hari Minggu, entahlah). Mereka fokus pada kamera masing-masing, ada yang nenteng DSLR, pocket camera, handphone layaknya ABG jaman sekarang itulah gayanya hehehe... Untuk tariannya sendiri ada 4 yang tampil, semuanya indah dan kata temen saya siy tiap tarian punya cerita masing-masing karena setiap tarian itu kreasi dari raja yang pernah memimpin.  Jadi kita flashback lagi ke jaman kraton-kraton itu hidup, setiap raja diharuskan menguasai seni dalam artian mereka harus mengcreate tarian supaya sah menjadi raja. Di era republik saat ini apakah Mbeye yang sudah membuat 4 album lagu merujuk pada pelajaran raja-raja jaman dahulu? Saya pikir hanya Ibas dan Bu Ani yang tahu. Fokus pikiran saya juga pada pemain gamelan di belakang penari tersebut yang rata-rata sudah berusia lanjut. Karena kapan itu saya pernah baca kalo minat anak muda terhadap seni budayanya sudah berkurang drastis mengingat derasnya arus konsumerisme barat yang menyerbu tiap hari. Saya hanya takut ramalan di masa depan bahwa kalo ini berlanjut terus menerus kelak orang Indonesia harus pergi ke Eropa dan Australia untuk mempelajari gamelan. Saya tidak ingin itu terjadi dan sampai saya tulis ini saya belum menemukan solusinya.

itu yg keturunan kraton mo ngeluarin dompet
Selepas acara pertunjukan tari selesai, teman saya berpamitan kepada para penari yang satu sanggar tari dengannya. Di belakang layar alias tepatnya salah satu ruangan dalam kraton suasana Jawa terasa kental. disitu para penari dan penabuh gamelan berkumpul usai acara untuk menikmati yang dihidangkan uan rumah. Informasi teman saya pimpinan sanggar tari itu adalah salah satu keturunan kraton juga jadi dia saat itu berada di situ untuk menyambut mereka.

Usai dari kraton perjalanan dilanjutkan, kali ini adalah acara makan siang (makhluk apa kami ini padahal jam baru nunjukkin jam 1 siang dan sudah lapar :D ). Tempat kami makan siang terletak di dekat Kraton Pakualaman, yang dari berkali-kali saya ke Jogja saya baru tau lokasinya yang tidak jauh dari Kraton Kasultanan. sayang di situ saya lupa mau foto tempatnya, Insya Allah dalam kunjungan berikutnya bisa take a picture there sekaligus patung Jenderal Soedirman naik kuda yang gagah deket situ juga.

Sebelum pulang ke Solo kami mampir dulu ke Togamas di daerah Gejayan. Ini juga saya baru pertama kali kesitu, dan setelah melihat-lihat buku yang bikin ngiler saya membeli buku yang sangat berguna bagi skripsi saya yaitu UUD 1945 Hasil Amandemen plus susunan kabinet Mbeye yang belum di Direshuffle seharga 1300 rupiah saja hahaha... Wuazz dari sana motor meluncur lagi ke arah Malioboro karena jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB. Ngobrol sebentar di wedangan depan hotel Garuda di Jalan Malioboro tak terasa waktu menunjukkan pukul 15.45, saatnya berpisah dengan teman saya karena kereta api Prambanan Ekspress berangkat ke Solo pukul 16.00.

Maguwo Station from Emperan Prameks
Akhir perjalanan kali ini dilengkapi dengan insiden kereta mogok sebelum Stasiun Maguwo, beberapa kali mesin mati hingga akhirnya kereta berjalan lagi. saya tiba dengan selamat di Solo tepat pukul 18.00. Di dalam kereta saya terinspirasi membuat beberapa sajak, ini saya ambilkan langsung dari twitter saya tanpa diedit.

- sejenak kereta berhenti dan lampu mati, salah seorang spontan berteriak : " pulsanya habis!",sbagian trbahak yg lain terhenyak #justhappen

- keretanya berhenti tepat disaat kenangannya berjalan #prameks

-  Perjumpaan selalu dtg terlambat&perpisahan selalu tepat waktu


- Teror Dlm Kereta - ringtone boyband itu terus berdering,menyiksa para penumpang yg kelelahan #fiksimini

Bye Jogja, this is another memorable moment, thx untuk yang menemani saya hari ini, semoga bisa bertemu lain kesempatan dengan cerita yang lebih menarik.. wassalamualaikum

Share:

0 comments