Jika Nanti
/ 9:14:00 PM
Jika nanti waktunya datang Cintailah aku seperti hujan Yang setia jatuh kembali ke permulaan Hingga kelak tiap senja kita berbincang Tentang doa-doa yang kita lupakan Yang kita tuang pada secangkir kopi hitam
Wrote by Kecoamonolog
Pada Sebuah Kafe di Prawirotaman
/ 3:25:00 PM
Aku sudah lupa bagaimana cara menghitung waktu, mungkin karena terlalu bahagia. Sehari, sebulan, setahunkah sejak kita jumpa? Yang jelas diriku berubah setelah bertemu denganmu. Di kafe ini aku mengutuk lelaki muda bersama gadisnya yang duduk di sebelah sana. Bercengkerama seolah-olah dunia hanya milik
Wrote by Kecoamonolog
Kuasa Bahasa
/ 8:52:00 PM
Yang kita ragukan hanya keragu-raguan Persetan dengan Descartes yang mencari kepastian, sebab selalu ada makna yang lain dari logika persetujuan. Makna yang menjadi sublim, menjadi mungkin Marx berkata realitas dunia adalah dialektika, perjuangan mewujudkan sama rata sama rasa. Luput dia barangkali karena perang
Wrote by Kecoamonolog
Aku mencintai dirimu pada subuh, pada gunung, pada sungai dan pepohonan Aku mencintai dirimu pada siang, pada capung, desau hujan dan rumput yang berjatuhan Aku mencintai dirimu pada senja, pada batu, kicau burung dan padi di hamparan Aku mencintai dirimu pada malam, sunyi
Wrote by Kecoamonolog
Dalam Ingatan
/ 4:51:00 PM
Sebetulnya ingin kubunuh dirimu dalam ingatanku, tapi pisauku tak cukup tajam untuk melakukannya. Lagipula aku tak mampu mengenalmu meski dirimu yang hadir saat kuterjaga. Seperti malam kemarin misalnya, di antara mi instan dan kopi yang kusantap, kamu diam-diam menyelinap. Waktu berhenti sekejap aku
Wrote by Kecoamonolog
Perhentian
/ 5:52:00 PM
"Teruslah berjalan ini bukan perhentian, sudah terlalu banyak luka yang ditinggalkan" katanya Namun kereta-kereta itu masih terus berlalu-lalang. Terkadang melambatkan laju hanya sekedar untuk menengok keadaan berbasa-basi mengenang kejayaannya Beberapa juga memberi salam sambil merutuki nasib karena memasuki jalur yang salah. Pun mereka
Wrote by Kecoamonolog
Kadang aku ingin menjadi buku yang kau baca hari ini Melihatmu mengernyitkan dahi, menangis dan tersipu Kadang pula aku ingin menjadi kopi yang kau seduh saat pagi yang kau sesap perlahan hingga datang matahari tenggelam Mungkin menerjemahkanmu sesulit membuktikan Hamka plagiat yang butuh
Wrote by Kecoamonolog
Ode Sepertiga Malam
/ 7:49:00 AM
Mana mungkin aku membenci malam? Ujar lelaki itu memecah keheningan Tentu kau bisa membencinya, bukankah bagimu hidup hanya di antara fajar saat datang dan senja ketika pulang? Benarkah aku berkata demikian? Ah seharusnya kau tahu, kenangan pun kadang tak setia dengan ingatan Kali
Wrote by Kecoamonolog
Setiap lelaki itu ke kota Dia selalu hidupkan Ennoia di dinding batunya Aku tak peduli meski butuh seribu api untuk menyalakan, teriaknya. Tak satupun berani mengganggunya kecuali kesenangan Setiap lelaki itu ke kota Semua orang menyaksikannya dari beranda Mereka tahu yang lelaki itu
Wrote by Kecoamonolog
Pada lalu lalang yang tak kunjung mereda Pertemuan terjadi di antara jalan lintas zaman Dua orang bercerita dan mengada Pada mimpi dan ingatan masa silam Cerita mereka diselingi impian dan keangkuhan Saling bersautan dengan musik dan renungan Meresapi jalinan ide yang berjibaku dengan
Wrote by Kecoamonolog
Sajak Pelabuhan
/ 12:38:00 PM
Aku berjalan di bawah langit peradabanDikepung ribuan pertanyaanTentang kota yang penuh kegelisahandari kisah dinding penanda zamanAku menyaksikan kapal berlabuhBersiap tandaskan sauhSayup terdengar suara mesin mengaduhDi antara nelayan yang melepas peluhAku menantikan siang menghilangDitelan senja yang terabaikanLampu kota ramai berpendaranSaling bergegas damaikan kegelapan Aku
Wrote by Kecoamonolog
Di Restoran (Puisi Sapardi Djoko Darmono)
/ 5:38:00 AM
Kita berdua saja, duduk. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput -- kau entah memesan apa. Aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras -- kau entah memesan apa. Tapi kita berdua saja, duduk. Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan
Wrote by Kecoamonolog
Sentrakota
/ 5:33:00 PM
Kamu bilang aku tak mengenalmu Tapi begitu juga sebaliknya Kamu tak mengenalku sejauh itu Semua yang aku ketahui tentangmu Bagaimana kehidupanmu, kesukaanmu, kesedihanmu adalah tafsiranku atasmu Wajarlah kau selalu membantahku Sebab begitulah kamu yang terus dilipat waktu Selalu terburu tanpa mau tahu Jadi
Wrote by Kecoamonolog
Puisi Yang Tidak Dibacakan
/ 3:43:00 PM
Aku tidak biasa menulis puisi puisi panjang Maka cukuplah sekarang aku menulisnya dalam perjalanan Bagiku tak ada gunanya merangkai panjang jika tidak tersampaikan Jika aku mau kelak akan kutuliskan untukmu sebuah kisah beratus ratus halaman Seperti roman picisan nenek moyang Dimana dahulu orang
Wrote by Kecoamonolog
Lirik Payung Teduh - Menuju Senja
/ 8:18:00 PM
Harum mawar di taman Menusuk hingga ke dalam sukma Dan menjadi tumpuan rindu cinta bersama Di sore itu menuju senja
Wrote by Kecoamonolog
Pulangku adalah kamu Sebab kamu adalah rindu Sebelum yang lain membunuh hatimu
Wrote by Kecoamonolog
Dirimu asik menenun kata Sedang aku sibuk menafsir makna Tentang kisah yang tak tuntas Sebab waktu enggan lekas (Rumah Drakula) Bagaimana bisa kuberkata tidak Sedang kau selalu hadir di setiap detak Memandang dirimu dari sisi lainnya Waktu yang berbeda Perasaan yang sama (Rumah
Wrote by Kecoamonolog
Tak apa kau hentikan pertanyaan Toh suaramu masih jelas terngiang Tak apa kau gelapkan perasaan Toh dirimu berpendar di tiap sudut jalan Tak apa kau pergi menghilang Toh dirimu selalu kutemukan di setiap bait tulisan (Kamar Drakula)
Wrote by Kecoamonolog
Kita
/ 4:38:00 AM
Jika lidah tak mampu menyusun kalimatnya Maka biarkan mata yang memberi makna Sebab mata itu sendiri adalah kata-kata (Yosdip 170616) Jika lidah tak mampu menyusun kalimatnya Maka biarkan mata yang memberi makna Sebab mata itu sendiri adalah kata-kata (Yosdip 170616)
Wrote by Kecoamonolog
Baca Juga
Cerita di Bandung Niy
Bandung, sudah lama saya ingin ke salah satu kota besar di era kolonial ini. Alasan utamanya saya belum pernah kesini kecuali dulu cuma...

Powered by Blogger.