Dalam Ingatan

Sebetulnya ingin kubunuh dirimu dalam ingatanku, tapi pisauku tak cukup tajam untuk melakukannya. Lagipula aku tak mampu mengenalmu meski dirimu yang hadir saat kuterjaga.

Seperti malam kemarin misalnya, di antara mi instan dan kopi yang kusantap, kamu diam-diam menyelinap. Waktu berhenti sekejap aku terus memikirkanmu hingga genap.

Pagi ini masih sama. Di antara tumpukan kertas yang aku sendiri tak mengerti maksudnya. Bayangmu menari di atas meja kerjaku. Membuatku ingin menulis kata-kata serupa doa atau mungkin kutukan semesta, terserah kamu menamainya.

Aku tahu perasaan ini bisa jadi racun yang lebih dulu membunuhku. Ambigu namun tanpa ragu melaju.

Dan perlahan aku menjadi dirimu tanpa bertemu

Share:

0 comments