Jalan Jalan Ke Magelang dan Muntilan (Hari Ketiga)
Baiklah ini posting terakhir saya jalan jalan di kota Magelang dan Muntilan. Di postingan sebelumnya saya sudah bercerita beberapa tempat seperti Gereja Pithik, Puntuk Mongkrong dan Museum Diponegoro yang semuanya berada di kawasan kota Magelang dan kecamatan Muntilan. Kali ini saya akan bercerita perjalanan saya di Museum Soedirman yang terletak di kota Magelang.
Saya sendiri mengetahui Museum Soedirman ini tidak sengaja saat browsing tentang wisata kota tua Magelang. Dari blog yang saya baca Museum Soedirman ini terletak di tengah kota namun sepi pengunjungnya entah mengapa. Saya datang di tempat ini siang hari dan memang benar tak ada pengunjung satupun selain saya dan kedua teman saya. Padahal harga tiket masuk ke Museum Soedirman ini cuma-cuma alias gratis.
Dari luar rumah Museum Soedirman terlihat terawat dengan patung kepala Jenderal Soedirman terletak di halamannya. Letaknya juga cukup mudah dijangkau yaitu di depan Taman Badaan Magelang yang dikenal ramai saat sore. Memasuki museumnya kita akan berjumpa dengan lukisan sejarah Jenderal Soedirman dengan interior meja kursi yang masih terpajang di ruang tamu.
Dari cerita pemandunya saya mendapatkan informasi seluruh bangunan tempat Jenderal Soedirman ini masih asli dari dulu hanya saja temboknya dicat setiap tahun untuk menjaga warnanya agar tidak pudar. Koleksi barang-barang peninggalan Jenderal Soedirman yang masih asli berupa tempat tidur, meja makan dan meja tempat memandikan jenazah yang disimpan di kamar paling belakang.
Usai berkeliling di museum ini saya melepas lelah kembali lagi di alun-alun kota Magelang. Sebetulnya ada banyak rumah tua dan gereja peninggalan kolonial di kawasan alun- alun ini, hanya saja ponsel saya rusak sehingga tidak sempat mengambil banyak foto. Menyebalkan memang karena waktu itu saya tidak membawa kabel data cadangan, mungkin lain kesempatan saya bisa jalan-jalan disini lagi.
Beberapa tempat yang saya lihat seperti gedung Kweekschool (sekolah untuk guru di era kolonial) yang sekarang menjadi kantor catatan sipil kabupaten Muntilan lalu gereja Bethel Magelang yang berdiri tahun 1817 serta beberapa rumah tua yang masih dihuni oleh warga kota Magelang dengan mempertahankan bentuk aslinya.
Nah disini perjalanan ke Magelang dan Muntilan saya berakhir. Untuk selanjutnya masih banyak yang masuk dalam daftar tujuan jalan jalan saya, semoga saya diberi kesempatan untuk mewujudkannya. Akhir kata terimakasih untuk Didit, Latif dan Wisnu yang sudah menemani selama saya disana, maaf jika merepotkan kalian hehehe...
Saya sendiri mengetahui Museum Soedirman ini tidak sengaja saat browsing tentang wisata kota tua Magelang. Dari blog yang saya baca Museum Soedirman ini terletak di tengah kota namun sepi pengunjungnya entah mengapa. Saya datang di tempat ini siang hari dan memang benar tak ada pengunjung satupun selain saya dan kedua teman saya. Padahal harga tiket masuk ke Museum Soedirman ini cuma-cuma alias gratis.
Dari luar rumah Museum Soedirman terlihat terawat dengan patung kepala Jenderal Soedirman terletak di halamannya. Letaknya juga cukup mudah dijangkau yaitu di depan Taman Badaan Magelang yang dikenal ramai saat sore. Memasuki museumnya kita akan berjumpa dengan lukisan sejarah Jenderal Soedirman dengan interior meja kursi yang masih terpajang di ruang tamu.
Dari cerita pemandunya saya mendapatkan informasi seluruh bangunan tempat Jenderal Soedirman ini masih asli dari dulu hanya saja temboknya dicat setiap tahun untuk menjaga warnanya agar tidak pudar. Koleksi barang-barang peninggalan Jenderal Soedirman yang masih asli berupa tempat tidur, meja makan dan meja tempat memandikan jenazah yang disimpan di kamar paling belakang.
Usai berkeliling di museum ini saya melepas lelah kembali lagi di alun-alun kota Magelang. Sebetulnya ada banyak rumah tua dan gereja peninggalan kolonial di kawasan alun- alun ini, hanya saja ponsel saya rusak sehingga tidak sempat mengambil banyak foto. Menyebalkan memang karena waktu itu saya tidak membawa kabel data cadangan, mungkin lain kesempatan saya bisa jalan-jalan disini lagi.
Beberapa tempat yang saya lihat seperti gedung Kweekschool (sekolah untuk guru di era kolonial) yang sekarang menjadi kantor catatan sipil kabupaten Muntilan lalu gereja Bethel Magelang yang berdiri tahun 1817 serta beberapa rumah tua yang masih dihuni oleh warga kota Magelang dengan mempertahankan bentuk aslinya.
Nah disini perjalanan ke Magelang dan Muntilan saya berakhir. Untuk selanjutnya masih banyak yang masuk dalam daftar tujuan jalan jalan saya, semoga saya diberi kesempatan untuk mewujudkannya. Akhir kata terimakasih untuk Didit, Latif dan Wisnu yang sudah menemani selama saya disana, maaf jika merepotkan kalian hehehe...
Tags:
backpacker
blog
Budaya
cerita
gereja ayam
jalan-jalan
kota
kota tua
magelang
muntilan
museum Soedirman
sejarah
tokoh
wisata
2 comments
Mksh hasil reportase jalan2nya, nanti kalo mudik muntilan mau kutelusuri, krn saya juga belum ke tempat tersebut.
ReplyDeleteSama sama, terimakasih sudah membaca blog saya
Delete