Untuk Widya
Untuk Widya, maaf tulisan ini datang terlambat. seharusnya aku membuat ini tepat pada hari ulang tahunmu karena sudah kupendam sejak beberapa minggu yang lalu. Ingatkah kita berkenalan pertama kali? Ya saat itu pertama kita bertemu aku masih asing siapa dirimu. Di Bastra bukan kita berkenalan? Pagi hari saat beberapa orang berjalan-jalan melintasi alam desa. Aku saat itu belum bisa tidur (sampai sekarang kebiasaan yang masih kuteruskan ) dan kau dengan pertanyaan- pertanyaanmu membuatku penasaran. ini obrolan kita pertama " Bagaimana kau bisa nyasar sampai organisasi sini?" tanyaku. Kau jawab " ada seseorang yang menyuruhku untuk ikut acara ini". Belakangan baru aku tahu orang itu adalah kakakmu yang pernah menjadi pengurus di tingkat kota organisasi ini (tempat dimana sekarang aku juga aktif di dalamnya). Dan jangan dikira aku tidak ingat bahwa kau yang pertama menghubungiku lewat sms.
Entah darimana pula kau dapat nomorku, yang jelas aku heran mengapa kau ingin menghubungiku saat itu? Seperti yang pernah kucertitakan padamu posisiku saat itu masih terluka oleh seseorang dan kaulah yang menenangkan hatiku saat itu. Jujur aku suka padamu sejak saat itu. Dan kau masih ingat pertemuan pertama kita sejak itu? kalau tidak salah di kosanmu, kau memberi oleh-oleh padaku. Sejak itu kita berhubungan bukan? Bulan demi bulan berlalu, hubungan kita pasang surut dan seringkali dibumbui pertengkaran. Ya aku orang yang egois, aku sadar itu seringkali melukai begitu dalam hatimu. entahlah seringkali aku melampiaskan emosiku padamu, meski seringkali aku yang salah. Maaf untuk semua perlakuanku. Dan sampai pada titik bahwa dibalik kedewasaanmu memahamiku, ternyata kau menyimpan banyak keinginan. Keinginan agar aku hidup sehat (seringkali kau mengingatkanku), agar aku selalu sabar dan tidak mudah emosi serta fokus pada tujuanku. terima kasih selalu mengingatkanku. Kau tahu sebenarnya aku sering mendiamkanmu karena aku ingin engkau mandiri, karena kau jauh dari orangtuamu dan aku tak bisa selalu kau andalkan. Kau tentu tahu bahwa aku selalu sayang padamu, aku selalu marah dan khawatir ketika kau jatuh sakit. Aku sedih kalau kau terbaring lemah karena aku benci itu terjadi karena kau terlalu bersemangat melakukan aktivitasmu. Aku mengerti kau telah berubah, kau bukan lagi anak manja yang seluruh keinginannya harus dipenuhi. Aku kagum dengan semangatmu bergabung dengan segala aktivitasmu, aku sangat hargai itu. Namun ingatlah bahwa tubuh mempunyai haknya untuk beristirahat. Fokuslah apa yang menjadi kesukaanmu dan lakukan atas dasar ikhlas. tidak banyak kado yang bisa kuberikan, mungkin tulisan ini tidak seberapa, tapi yakinlah di segala egoku aku bertanggung jawab atas semua pilihanku dan tak usah kau khawatirkan tentang perasaanku padamu. Percayalah padaku sebagaimana kau percaya padaku. Jika Tuhan mengizinkan maka biarlah hubungan ini berjalan sesuai dengan keinginanNya. Membesarkan anak kita dengan buku dan ideologi bukan? hehehe... Aku rasakan keinginanmu sama denganku. sekali lagi aku ucapkan selamat merayakan hari lahir, tentukan tujuan-tujuanmu, tujuan-tujuan kita dan biarkan alam mengaturnya. Aku sayang kamu :)
Entah darimana pula kau dapat nomorku, yang jelas aku heran mengapa kau ingin menghubungiku saat itu? Seperti yang pernah kucertitakan padamu posisiku saat itu masih terluka oleh seseorang dan kaulah yang menenangkan hatiku saat itu. Jujur aku suka padamu sejak saat itu. Dan kau masih ingat pertemuan pertama kita sejak itu? kalau tidak salah di kosanmu, kau memberi oleh-oleh padaku. Sejak itu kita berhubungan bukan? Bulan demi bulan berlalu, hubungan kita pasang surut dan seringkali dibumbui pertengkaran. Ya aku orang yang egois, aku sadar itu seringkali melukai begitu dalam hatimu. entahlah seringkali aku melampiaskan emosiku padamu, meski seringkali aku yang salah. Maaf untuk semua perlakuanku. Dan sampai pada titik bahwa dibalik kedewasaanmu memahamiku, ternyata kau menyimpan banyak keinginan. Keinginan agar aku hidup sehat (seringkali kau mengingatkanku), agar aku selalu sabar dan tidak mudah emosi serta fokus pada tujuanku. terima kasih selalu mengingatkanku. Kau tahu sebenarnya aku sering mendiamkanmu karena aku ingin engkau mandiri, karena kau jauh dari orangtuamu dan aku tak bisa selalu kau andalkan. Kau tentu tahu bahwa aku selalu sayang padamu, aku selalu marah dan khawatir ketika kau jatuh sakit. Aku sedih kalau kau terbaring lemah karena aku benci itu terjadi karena kau terlalu bersemangat melakukan aktivitasmu. Aku mengerti kau telah berubah, kau bukan lagi anak manja yang seluruh keinginannya harus dipenuhi. Aku kagum dengan semangatmu bergabung dengan segala aktivitasmu, aku sangat hargai itu. Namun ingatlah bahwa tubuh mempunyai haknya untuk beristirahat. Fokuslah apa yang menjadi kesukaanmu dan lakukan atas dasar ikhlas. tidak banyak kado yang bisa kuberikan, mungkin tulisan ini tidak seberapa, tapi yakinlah di segala egoku aku bertanggung jawab atas semua pilihanku dan tak usah kau khawatirkan tentang perasaanku padamu. Percayalah padaku sebagaimana kau percaya padaku. Jika Tuhan mengizinkan maka biarlah hubungan ini berjalan sesuai dengan keinginanNya. Membesarkan anak kita dengan buku dan ideologi bukan? hehehe... Aku rasakan keinginanmu sama denganku. sekali lagi aku ucapkan selamat merayakan hari lahir, tentukan tujuan-tujuanmu, tujuan-tujuan kita dan biarkan alam mengaturnya. Aku sayang kamu :)
5 comments
SELAMAT WIWID DAN MAS ALDI :) .
ReplyDeleteecieeeeeee, pengen nge-cie innnn.
tulisan sederhana mengena ;)
hahaha ada ida yg komen
ReplyDeletecurhatnyaaaaaa :D
ReplyDeleteihirrrrr....
ReplyDeletedi tahun yang ketiga,kau pun masih mengingat dengan detailnya masa itu. tak ada alasan lagi buatku untuk tidak mencintaimu, selalu :*
ReplyDelete