Peradaban Tauhid


Bangkitnya Era Modern yang ditandai dengan Revolusi Industri pada Abad ke-17 telah merubah wajah dunia hingga saat ini.  Manusia ditempatkan sebagai poros kebenaran dan tolok ukur yang sah bagi setiap perbuatan. Serta setiap kebenaran haruslah bersifat materiil sehingga pandangan dunia yang berasal dari hukum alam serta Tuhan disingkirkan. Di Era ini pula lahir pandangan yang menyebutkan bahwa segala hal yang berhubungan dengan Tuhan serta hal-hal yang tidak bersifat materiil adalah tidak ada sekaligus tidak benar sehingga harus ditinggalkan.


Dari sinilah peradaban baru dimulai, yang di sisi lain melahirkan kemajuan pengetahuan di bidang sains dan teknologi yang belum pernah dicapai di zaman sebelumnya, namun di sisi lain menghasilkan pula peradaban yang tamak dan rakus. Tidak heran sebenarnya ketika manusia yang dijadikan tolok ukur suatu perbuatan maka sah saja seseorang melanggar hukum Tuhan serta meminggirkan peranNya.

Persoalan yang timbul di masyarakat sering terjadi karena berbagai hal. Dalam epistemologi Barat, permasalahan dalam masyarakat coba dibedah dengan beberapa teori/ madzab . Madzab liberal yang dipelopori John Locke misalnya menyebut bahwa permasalahan masyarakat timbul karena tidak adanya kebebasan bagi individu sehingga campur tangan negara harus diminimalisir dalam mencampuri urusan warga negaranya. Sedangkan sebaliknya di kutub sosialis menyatakan bahwa permasalahan timbul  karena terlalu bebasnya individu dalam mengaktualisasikan diri yang menyebabkan masyarakat timpang.

Perbedaan dalam pembahasan individu dan masyarakat ini disebabkan karena perbedaan pandangan terhadap dunia serta filsafat yang mendominasinya. Imbasnya terhadap peradaban manusia sangat luas. Pandangan dunia yang memisahkan kehidupan alam non materiil kemudian melahirkan ideologi ideologi sebagai ganti dari agama yang mendominasi di abad sebelumnya.

Islam pun tidak luput dari prasangka epistemologi Barat itu. Islam didaulat oleh Barat menjadi agama yang tidak mengikuti arus perkembangan zaman. Islam dianggap tidak mampu menyaingi kemajuan pengetahuan dan teknologi pasca revolusi industri. Alih-alih umat Islam mewacanakan konsep individu dan masyarakat versi Quran, kebanyakan intelektual islam justru mengekor Barat yang bersifat sekuler. Sungguh sebenarnya tidak kurang petunjuk yang diberikan oleh cahaya Al quran dan Nabi SAW sendiri telah mencontohkan bagaimana seharusnya seorang muslim bersikap dan hidup dalam masyarakat.

Islam  sebagai agama yang  tidak hanya mengurusi masalah hubungan dengan Tuhan namun juga hubungan dengan manusia lain, sejatinya mempunyai konsep tersendiri tentang individu serta masyarakat yang berangkat dari pandangan dunia Tauhid. Tauhid sendiri dimaknai sebagai kesatuan antara yang Duniawi dan Ukhrawi serta semua mengembalikan kesadaran bahwa semua yang ada ini tidak lain perwujudan dari kuasa Allah SWT sebagai yang Maha segalanya. Ini mengapa Tauhid menjadi inti ajaran Nabi-nabi sejak Adam hingga Muhammad. Tauhid pula yang membuka belenggu kebodohan manusia yang abad ini menuhankan dirinya sendiri tanpa memperhatikan posisinya sebagai makhluk. Menjadi penting kemudian merefleksi kembali Tauhid kita dan mengaktualkannnya dalam kehidupan sehari-hari demi kebaikan seluruh umat di dunia dan akhirat

Share:

0 comments