Saya Ini Nulis Apa Sebenarnya?







Ingin melanjutkan postingan saya yang kemarin mumpung tahun baru jadi harus ada tulisan baru juga. Paling tidak bisa menjadi pengingat bagi diri saya kelak di kemudian hari. Jadi ceritanya sudah 3 bulan lebih saya berada di kota Semarang. Ya tinggal di Semarang tidak pernah terpikirkan sebelumnya karena saya dulu ke sini hanya untuk jalan-jalan dan bisa dilihat di tulisan saya sebelumnya.

Tapi karena ada hal yang mengharuskan saya sekarang tinggal di sini mau tidak mau ya harus dijalani, saya pikir tidak ada salahnya belajar hidup di kota yang baru. Sebagai kota terbesar ketiga sejak era kolonial tak salah Semarang tidak akan luput dari problem kota besar lainnya : macet, polusi dan biaya hidup mahal. Sebuah permasalahan yang saya pikir bakal jadi panjang jika tidak segera ada perubahan secara mendasar seperti pembukaan pusat-pusat ekonomi di daerah sekitar kota tanpa harus menggantungkan diri di pusat kota yang menjadi sumber penghasilan.

Balik ke cerita saya lagi, banyak hal kecil yang sering membuat saya tersenyum saat menjalani kehidupan di kota ini. Contohnya saya masih merasa aneh dengan logat bahasa Jawa yang digunakan orang Semarang, jika didengarkan dengan seksama memang berbeda dengan orang Solo sebab ada penekanan di bagian belakang setiap bicara hehehe tapi karena sama-sama bahasa Jawa perasaan saya tinggal di sini lebih tenang dibanding saat di Jakarta atau di Bogor dimana banyak orang bicara menggunakan bahasa Sunda.

Oh iya pindah ke sini saya masih sempat membaca beberapa buku, paling tidak menjadi teman saya saat di kamar kos. Ada beberapa buku yang sudah saya lahap seperti buku Polisi Zaman Hindia Belanda, Berebut Kiri dan terakhir saya baca novel Sang Raja. Semoga kebiasaan yang bermanfaat kaya gini tidak berhenti supaya saya tidak menjadi bodoh hahaha....

Baiklah segini dulu kapan-kapan lanjut lagi deh cuma melemaskan tangan dengan nulis sebenarnya.

Share:

0 comments